Akhir-akhir ini masyarakat sering membeda-bedakan status keberadaan santri, mereka menyebutnya ada santri salaf dan santri modern. Namun banyak dari mereka yang tidak mengerti tentang batas perilaku yang dilakukan oleh seorang santri salaf. Mungkin mereka hanya melihat dari penampilannya saja. Sepertti contoh santri yang memakai terompa/bangkiyak, santri yang sarungan dan yang tidak sarungan, dan banyak lagi penampilan yang dilakukan oleh seorang santri salaf. Anehnya pemikiran seperti ini bukan hanya dari masyarakat, dari seorang santri bahkan dari kalangan kyai yang salaf pun juga mempunyai anggapan seperti itu. Sehingga mereka selalu memakai pakaian yang salaf-salaf itu.
Perilaku-perilaku yang telah disebut diatas mungkun itu hanyalah sebagian kecil dari beberapa hal yan dilakukan oleh seorang santri dan itu sama sekali tidak akan membedakan status keberadaan santri itu sendiri.
Ketika pertama kali menjadi santri, waktu itu saya harus berperilaku selayaknya santri yang lain. Karena lingkungan pesantren dengan aturan-aturan didalamnya yang mengajarkan aku berperilaku sebagai seorang santri. Awalnya banyak kesalahan yang aku lakukan, muali dari penampilan sampai perilaku yang seharusnya dilakukan. Akan tetapi para ustadz dan santri-santri yang lain yang memberitahu bagaimana cara berperilaku yang baik. Memang agak kurang nyaman awal-awalnya, apalagi ketika pulang dan bertemu teman-teman dirumah. Akan tetapi lama kelaman sudah biasa dan merasa lebih baik.
Mungkin cara yang efektif untuk mengajarkan etika kepada santri, pertama yaitu memberi tahu bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh seorang santri, dengan cara ada pertemuan atau diklat khusus untuk santri yang baru. Dan yang pertama diperhatikan yaitu cara berpakaian, karena dengan berpakaian atau penampilan yang baik dengan sendirinya para santri akan berperilaku yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar