Jumat, 22 Juli 2011

ISTIGFAR


Oleh: Mahfud El-Kautsar

Bagi seorang muslim yang baik adalah suatu kewajiban untuk selalu beristigfar setiap saat, dengan menyadari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya dan berusaha untuk tidak melakukannya lagi. Tidak ada manusia yang berada di muka bumi ini yang tidak melakukan kesalahan karena itu sudah kodrat manusia selama dia hidup. Untuk itu jangan sampai kita takabbur atau sombong dengan merasa tidak mempunyai kesalahan sama sekali, meskipun kita telah melakukan ibadah setiap saat.

Disamping memang kita adalah makhluk yang lemah, yang selalu mengharap ampunan dari Allah, juga adalah suatu perintah Al-Quran yang selalu memerintahkan kepada pengikutnya untuk selalu beristigfar padaNya. (QS. Annisa 4:106 - Hud 11:90 – Muhammad 47:19) dan masih banyak lagi ayat-ayat lain yang memerintahkan kita untuk selalu beristigfar.


Rasulullah saw. juga sering memerintahkan kepada ummatnya untuk selalu beristigfar, sehingga beliau sendiri mengatakan di dalam salah satu hadisnya “Demi Allah aku beristigfar kepada Allah dan bertaubat kepadanya lebih dari 70 kali sehari”. (HR. Bukhori). Beliau adalah makhluk yang  dimaksum untuk tidak berbuat maksiat, akan tetapi beliau tetap selalu beristigfar kepada Allah hanya untuk pengabdiannya sebagai makhluk yang terbaik. Kalau Rasulullah saw. saja yang telah dimaksum untuk tidak berbuat maksiat masih beristigfar kepada Allah, apalagi kita yang setiap saat selalu berbuat maksiat, selalu meninggalkan perintah-perintah Allah dan melakukan apa yang dilarang olehNya. Seharusnya kita lebih banyak beristigfar dengan mengharap ampunan, kasih sayang dan rido dariNya.

Di dalam hadisnya, Rasulullah saw. juga banyak memberikan berita gembira pada ummatnya yang selalu membaca istigfar, supaya lebih semangat untuk melakukannya. “Siapa yang konsisten dalam beristigfar, maka Allah akan menjadikan baginya dari setiap kesusahan, kelapangan; dari setiap kesempitan, jalan keluar; dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka.” (HR. Abu Dawud)

Tujuan Istigfar

Setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda ketika beristigfar kepada Allah. Pertama, ada orang beristigfar kepada Allah hanya untuk menghilangkan  dosa-dosa yang telah dilakukan sebelumnya. Karena mereka mempunyai anggapan, dosa akan hilang  hanya dengan melakukan ibadah dan meminta ampun atau beristigfar kepada Allah saja. Sehinga sulit bagi seseorang yang mempunyai pengertian seperti itu untuk merubah dirinya menjadi lebih baik. Coba kita lihat kehidupan para artis yang selalu bersenag-senag dengan hartanya yang banyak, para pencuri atau koruptor yang hidunya selalu bermewah mewah, setelah mendapatkan uang yang banyak mereka bertaubat atau menebus dosa-dosanya dengan cara membagi-bagikan sebagian uangnya atau pergi ke tanah suci mekkah untuk melakukan umroh, dan itu hanya dilakukan dengan waktu satu atau dua minggu saja, setelah itu mereka melakukan dosa lagi seperti yang telah dilakukan sebelumnya.

Kedua, ialah seseorang yang setiap harinya pagi dan sore selalu beristigfar kepada Allah. Mereka tidak menunggu sampai dirinya mempunyai dosa yang banyak. Karena tujuan mereka beristigfar ialah untuk mempunyai hubungan yang harmonis dengan Allah, yaitu seperti hubungan seorang ibu terhadap anak-anaknya yang selalu memberi dan melakukan yang terbaik meskipun tidak dipinta untuk melakukan.

Kalau kita masih mempunyai sikap seperti yang pertama di atas, maka kita akan sulit untuk merubah diri kita menjadi lebih baik. Untuk itu marilah kita rubah sikap kita, yaitu dengan selalu beriatigfar kepada Allah dan selalu melakukan yang terbaik untukNya. InsyaAllah….!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar